Waspada !!! 1 dari 1.000 Warga RI Berisiko Kena Serangan Jantung

0 155

 

Wow !!! 1 dari 1.000 Warga RI Berisiko Kena Serangan Jantung

NASIONAL – Jantung merupakan salah satu organ paling vital yang ada di tubuh. Jantung berfungsi untuk memeras darah ke seluruh tubuh. Jika jantung mengalami gangguan, hal ini bisa berakibat fatal.

Salah satu penyakit yang paling harus diwaspadai adalah penyakit jantung. Penyakit jantung merupakan penyakit pemicu kematian nomor satu di dunia.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada sekitar 17,8 juta orang yang meninggal karena penyakit jantung setiap tahunnya. Berarti satu dari tiga kematian di dunia tiap tahunnya disebabkan oleh penyakit jantung.

Bagaimana dengan Indonesia? Kementerian Kesehatan RI mengatakan bahwa kasus penyakit jantung di Indonesia termasuk yang tertinggi bila dibandingkan dengan penyakit lainnya.

“Kalau di Indonesia kasus kematian penyakit kardiovaskular mencapai sekitar 651.481 penduduk per tahun,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Eva Susanti dalam konferensi Hari Jantung Sedunia 2023, Senin (25/9/2023).

“Itu terdiri dari stroke 331.349 kematian dan penyakit jantung koroner 245.343, kemudian sakit jantung hipertensi ada sekitar 50.620, juga diikuti dengan beberapa penyakit kardiovaskular lainnya.

Kemenkes mengatakan bahwa berdasarkan data Institute for Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 1 dari 1.000 orang Indonesia berisiko mengalami penyakit jantung iskemik. Penyakit jantung iskemik merupakan kondisi penyempitan pembuluh darah arteri jantung.

Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 dan 2018, terdapat peningkatan prevalensi kasus penyakit jantung di Indonesia. Pada tahun 2013, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter mencapai 0,5 persen. Sedangkan pada tahun 2018, prevalensi naik menjadi 1,5 persen.

“Di Indonesia penyakit kardiovaskuler yang pertama adalah stroke sekitar 19,42 persen dan jantung iskemik 14,38 persen,” ucap Eva.

Eva menambahkan, bahwa peningkatan ini terjadi karena pola hidup masyarakat yang kurang sehat. Misalnya seperti kurang baiknya pola makan sehat dan tingginya kebiasaan merokok.

“Hal ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan akibat beberapa perilaku seperti merokok, pola makan tidak makan seimbang, kontribusi juga pada permasalahan konsumsi tinggi gula, garam, dan lemak (GGL),” ujarnya.

“Kemudian kita tahu bahwa penyakit tidak menular, khususnya jantungnya akan menimbulkan beban ekonomi sosial yang tinggi,” tutupnya.
( dilansir dari health.detik.com – Senin, 25 Sep 2023 13:06 WIB )

(VanTTa)

Leave A Reply

Your email address will not be published.